MATERI KULIAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
Pertemuan ke XIV
Modul: XIV
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013[1]
Oleh:
Hujair AH. Sanaky[2]
I. CPMK dan Indikator
Capaian
a.
CPMK: mahasiswa memahami pengembangan
kurikulum 2013
b. Indikator Pencapaian: mahasiswa
dapat menjelaskan pengembangan kurikulum 2013 secara benar.
II. Pendahuluan
Pada tahun 2013 pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan terbaru tentang perubahan kurikulum. Menurut Wahyono
Indonesia telah mengalami pergantian dan perubahan kurikulum sebanyak 11 kali. Artinya
sejak tahun 1945 sampai saat ini, kurikulum pendidikan Indonesia telah mengalami
perubahan sebanyak sebelas kali, mulai dari
tahun 1947, 1964, 1968, 1974, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, dan saat ini
2013.[3] Semua langkah perubahan tersebut lebih didasarkan pada perubahan sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek yang terjadi dalam masyarakat
Indonesia.[4]
Perkembangan kurikulum
di Indonesia dimulai pada tahun 1947 yang
dikenal dengan rencana pelajaran→dirinci dalam rencana pelajaran terurai. Kemudian kurikulum tahun 1964 yang dikenal
dengan rencana pendidikan sekolah dasar. Kurikulum tahun 1968 adalah kurikulum
sekolah dasar. Kurikulum tahun 1973 adalah dikenal dengan kurikulum proyek
perintis sekolah pembangunan (PPSP). Kurikulum tahun 1975 adalah kurikulum
sekolah dasar. Kurikulum tahun 1984
adalah Kurikulum 1984. Kurikulum tahun 1994 adalah Kurikulum 1994. Kurikulum
1997 merupakan revisi dari kurikulum 1994. Kurikulum tahun 2004 merupakan rintisan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Kemudian pada tahun 2006 terjadi perubahan
kurikulum yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kurikulum
tahun 2013 adalah Kurikulum 2013.
Pada sasat ini telah
dan sedang dilaksanakan kurikulum 2013 sebagai pengembangan dari kurikulum 2006
atau KTSP. Tetapi dari hasil penelitian dalam pelaksanaan kurikulum dibeberapa
daerah, wilayah, dan sekolah masih melaksanakan dua kurikulum, yaitu kurikulum
KTSP 2006 dan Kurikulum 2013.[5] Tentu saja, dinamika perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial
budaya, ekonomi, dan IPTEK yang terjadi dalam kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara. Ini artinya kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan
perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan mengikuti irama perubahan
yang terjadi di masyarakat.[6]
Perubahan, inovasi,
atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Jika sistem
pendidikan tidak ingin terjebak dalam atau
terjadi stagnasi
kurikulum, maka semangat
perubahan perlu terus dilakukan terus
menerus dan merupakan suatu keniscayaan.
III.
Materi: Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam membahas pengembangan kurikulum 2013 ini, lebih difokouskan
pada pembahasan tentang pengertian kurikulum 2013, dilanjutkan dengan
pembahasan tentang Landasan
Pengembangan Kurikulum 2013; Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional; Pola Pikir
Perumusan Kurikulum 2013; Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran; Permasalahan
Kurikulum 2006 dan kurikulum 2013; Alasan
Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013; Identifikasi Kesenjangan Kurikulum;
dan Karakteristik dan Kompetensi Kurikulum 2013:
- Pengertian Kurikulum 2013
Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[7]
Kurikulum 2013 (K-13)
adalah kurikulum
yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini
merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan
Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa
percobaanya pada tahun 2013
dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.[8]
Kurikulum
2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum ini
merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah
kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter,
dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi
dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikpa disiplin yang tinggi.
Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu. bukan hanya itu, Kurikulum ini pun mempunyai kelemahan dan keunggulan.[9]
- Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
a. Aspek filosofis
Landasan Filosofis yaitu filosofi
pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat.
Kurikulum berorientasi pada pengembangan
kompetensi.
b. Landasan Hukum Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 mengacu pada
RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan,
terjadi Perubahan metodologi
pembelajaran dan Penataan kurikulum. Inpres Nomor 1 Tahun 2010 yaitu Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional:
Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-Nilai
Budaya bangsa Untuk Membentuk Daya Saing Karakter Bangsa.
Pemberlakuan kurikulum 2013 juga didasari oleh
peraturan Mendikbud tentang SKL (Standar Kompetensi Lulusan), Struktur
Kurikulum, dan lain-lain. Maka landasan hukum kurikulum 2013, adalah:
1)
Nomor 54
tahun 2013, tentang “Standar Kompetensi
Lulusan”;
2) Nomor 65 tahun 2013 tentang “Standar Proses”;
3) Nomor 66 tahun 2013 tentang “Standar Penilaian”;
4) Nomor 67 tahun 2013 tentang “KD dan Struktur Kurikulum SD-MI”;
5) Nomor 68 tahun 2013 tentang “KD dan Struktur Kurikulum
SMP-MTs”;
6) Nomor 69 tahun
2013 tentang “KD dan Struktur Kurikulum SMA-MA”;
7) Nomor 70 tentang “Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK-MAK”
8) Nomor 71 tahun 2013 tentang “Buku Teks Pelajaran”.
Kemdikbud
(2012) menyatakan ada 4 (empat) hal yang menjadi alasan perlunya perubahan
kurikulum, yaitu;
1)
Adanya fenomena negatif yang mengemuka
di Indonesia saat ini, terjadinya;
perkelahian (tawuran) pelajar, kekerasan dalam dunia pendidikan, penyalagunaan
narkoba, perilaku korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, gejolak masyakat, dan lain-lain.
2) Adanya persepsi negatif masyarakat terhadap kurikulum
saat ini, kurikulum saat ini, terlalu menitikberatkan kemampuan kognitif
semata, beban belajar siswa terlalu berat, materi yang melamapui kemampuan usia
kognitif siswa, dan kurang bermuatan karakter.
3) Tantangan abad 21
Tantangan
abad 21 berupa globalisasi, problem lingkungan hidup dimana populasi penduduk
dunia sangat besar, perkembangan
teknologi informasi-komunikasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi
berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan
transformasi pada sektor pendidikan dan posisi Indonesia pada hasil TIMSS dan
PISA. Dianggap bahwa Kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tidak dapat mengatasi masalah ada dan tidak dapat
diharapkan menjawab tantangan masa depan tersebut di atas.
4) Kompetensi yang harus dimiliki di masa depan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.[10]
c. Aspek Konseptual
Secara konseptual kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan prinsip relevansi. Prinsip ini merupakan
prinsip dasar yang paling dasar dalam sebuah kurikulum. Artinya apabila prinsip
ini tidak terpenuhi dalam kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak ada lagi
artinya dan kurikulum tak lagi bermakna.
Prinsip relevansi mengandung arti
bahwa kurikulum harus relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) sehingga para siswa mempelajari iptek yang benar-benar
terbaru yang memungkinkan mereka memiliki wawasan dan pemikiran yang sejalan
dengan perkembangan zaman. Relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
Relevan dengan karakteristik masyarakat artinya kurikulum harus membekali para
siswa dengan sejumlah keterampilan pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan
kondisi masyarakatnya.
- Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
UU No.20/2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa fungsi dan tujuan kurikulum adalah:
1)
Fungsi: Mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
2)
Tujuan: Untuk
mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
4 4. Pola Pikir
Perumusan Kurikulum 2013
Konsep yang digunakan dalam kurikulum 2013 ini adalah keseimbangan antara Hardskill
dan Softskill, dimulai dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian.
Sehingga jika dijabarkan konsep yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah: (a) Penyempurnaan Pola
Pikir Perumusan Kurikulum; (b) Pendekatan dalam Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum; (c) Penyempurnaan
Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum
Konsep yang digunakan sebagai penyempurnaan pola
pikir perumusan kurikulum 2013 merupakan revisi pola pikir perumusan kurikulum
sebelumnya yaitu KBK 2004 dan KTSP 2006.
No
|
KBK 2004 dan KTSP 2006
|
Kurikulum 2013
|
a.
|
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari standar isi
|
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
|
b.
|
Standar isi dirumuskan
berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran ( Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
|
Standar Isi diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran
|
c.
|
Pemisahan antara mata
pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan dan pembentuk pengetahuan
|
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
|
d.
|
Kompetensi diturunkan dari
mata pelajaran
|
Mata pelajaran diturunkan
dari kompetensi yang ingin dicapai
|
e.
|
Mata Pelajaran lepas satu
dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah[11]
|
Semua mata pelajaran diikat
oleh kompetensi inti (tiap kelas)
|
- Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran
Kurikulum 2013 dikembangkan untuk
meningkatkan capaian pendidikan dilakukan dengan dua strategi utama yaitu
peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan
waktu pembelajaran di sekolah. Efektifitas pembelajaran dicapai melalui tiga
tahapan yaitu:
a. Efektifitas interaksi akan tercipta dengan adanya
harmonisasi iklim akademik dan budaya sekolah. Iklim akademik dan budaya
sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan manajemen dan kepemimpinan kepala
sekolah dan jajarannya.
b. Efektifitas pemahaman, dapat dicapai apabila
pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal siswa melalui observasi(Menyimak, Melihat, Membaca, Mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengomunikasikan. Maka penilaian
dilakukan berdasarkan proses dan hasil pekerjaan serta kemampuan menilai diri
sendiri.
c. Efektifitas penyerapan dapat tercipta ketika adanya
kesinambungan pembelajaran secara horizontal dan vertical.
Sinergitas dari ketiga efektifitas pembelajaran tersebut akan menghasilkan
suatu tranformasi nilai yang bersifat universal, nasional dengan tetap
menghayati kearifan local yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang
berkarakter mulia.[12]
Pertimbangan rasionalitas dalam
penambahan jam pelajaran adalah karena:
a. Perubahan proses pembelajaran (dari
siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari
berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam
pelajaran.
b. Kecenderungan akhir-akhir ini
banyak negara menambah jam pelajaran (KIPP di AS, Korea Selatan).
c. Perbandingan dengan negara-negara
lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat.
d. Walaupun pembelajaran di
Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial.
- Permasalahan Kurikulum 2006 dan kurikulum 2013
a. Permasalahan Kurikulum 2006
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan kurikulum 2006, adalah:
1) Banyak materi yang keluasan dan
tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
2) Kurikulum belum sepenuhnya
berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional.
3) Kompetensi belum menggambarkan
secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
4) Beberapa kompetensi yang
dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard
skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
5) Kurikulum belum peka dan tanggap
terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun
global.
6) Standar proses pembelajaran belum
menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran
yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7) Standar penilaian belum
mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum
secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
8) Dengan KTSP memerlukan dokumen
kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
b. Permasalahan Kurikulum 2013
Mendikbud Anies Baswedan sudah menentukan nasib
kurikulum 2013, yaitu dengan penerapan secara terbatas. Keputusan ini diambil
dengan mempertimbangkan catatan dan evaluasi tentang pengganti Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut.
Berikut permasalahan kurikulum 2013, seperti dilansir laman
Kemendikbud, Kamis (11/12/2014).
1) Tidak ada kajian terhadap penerapan Kurikulum
2006 yang berujung pada kesimpulan urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013.
2) Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji
coba penerapan Kurikulum 2013 setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang
ditunjuk.
3) Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah
di bulan Juli 2014, sementara instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14
Oktober 2014, yaitu enam hari sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan
Menteri no 159).
Penjelasan poin ini adalah, Pada Pasal 2 ayat 2
dalam Peraturan Menteri nomor 159 Tahun 2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi
Kurikulum untuk mendapatkan informasi mengenai: Kesesuaian antara Ide
Kurikulum dan Desain Kurikulum; Kesesuaian antara Desain Kurikulum dan Dokumen
Kurikulum; Kesesuaian antara Dokumen Kurikulum dan Implementasi Kurikulum; dan
Kesesuaian antara Ide Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan Dampak Kurikulum.
Kenyataannya, Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh
sekolah sebelum dievaluasi kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak
kurikulum.
4) Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai
metode, isi pembelajaran dan buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi
bertentangan dengan UU Sisdiknas.
5) Penyusunan konten Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang tidak seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan.
6) Kompetensi Spiritual dan Sikap terlalu
dipaksakan sehingga menganggu substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan
dan beban administratif berlebihan bagi para guru.
7) Metode penilaian sangat kompleks dan menyita
waktu sehingga membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian
sepenuhnya pada siswa.
8) Ketidaksiapan guru menerapkan metode
pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada
siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.
9) Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan
ketidaksiapan penulisan, pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan
berbagai permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan
buku.
10) Berganti-gantinya regulasi
kementerian akibat revisi yang berulang.
Daftar masalah ini menjadi salah satu pertimbangan
Mendibud Anies Baswedan memberlakukan penerapan kurikulum 2013 terbatas pada
sekolah yang telah memakainya selama tiga semester. Sedangkan sekolah yang baru
menerapkan kurikulum 2013 selama satu semester diimbau kembali memakai KTSP.[13]
- Alasan Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013
a. Alasan
Pengembangan Kurikulum
Alasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah
pertimbangan; (1) tantangan masa depan, (2) Kompetensi Masa Depan, (3) Fenomena
Negatif yang Mengemuka, dan (4) Persepsi Masyarakat, sebagai berikut:
1) Tantangan Masa Depan
Tantangan masa depan yang dihadapi dalam
pengembangan kurikulum 2013, adalah:
a) Globalisasi: WTO, ASEAN
Community, APEC, CAFTA.
b) masalah lingkungan hidup.
c) kemajuan teknologi informasi.
d) konvergensi ilmu dan teknologi.
e) ekonomi berbasis pengetahuan.
f) kebangkitan industri kreatif dan budaya.
g) pergeseran kekuatan ekonomi dunia.
h) pengaruh dan imbas teknosains.
i) mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan.
j) Hasil TIMSS dan PISA.
2) Kompetensi Masa Depan
Kompetensi masa depan yang harus dirumuskan dalam pengembangan
kurikulum 2013, adalah:
a) Kemampuan berkomunikasi.
b) Kemampuan berpikir jernih dan
kritis.
c) Kemampuan mempertimbangkan segi
moral suatu permasalahan.
d) Kemampuan menjadi warga negara
yang efektif.
e) Kemampuan mencoba untuk mengerti
dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
f) Kemampuan hidup dalam masyarakat
yang mengglobal.
g) Memiliki minat luas mengenai
hidup.
h) Memiliki kesiapan untuk bekerja.
i) Memiliki kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya.
3) Fenomena
Negatif yang Mengemuka
Penomena negartif yang mengemukan dan menjadi
pertimbangan dalam penyusunan kurikulum 2013, adalah:
a)
Perkelahian pelajar.
b)
Narkoba.
c)
Korupsi.
d)
Plagiarisme.
e)
Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek).
f)
Gejolak masyarakat (social unrest).
4) Persepsi
Masyarakat
Dalam pengembangan kurikulum 2013 yang harus diperhatikan adalah persepsi
masyarakat:
a) Terlalu menitikberatkan pada
aspek kognitif.
b) Beban siswa terlalu berat.
c) Kurang bermuatan karakter.
b. Elemen Perubahan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum 2013 yang menjadi ciri kurikulum 2013 adalah menyangkut empat standar pendidikan, yakni; (1) standar kompetensi lulusan, (2) standar proses, (3) standar isi, dan (4) standar penilaian.
Keempata standar ini dirumuskan dalam 7 elemen sebagai berikut:
1)
Kompetensi lulusan.
2)
Kedudukan mata pelajaran.
3)
Pendekatan.
4) Struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi
waktu).
5)
Proses pembelajaran penilaian.
6)
Penilaian.
7. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Kondisi Saat Ini
|
Konsep Ideal
|
Kompetensi Lulusan
|
Kompetensi Lulusan
|
1. Sikap belum mencerminkan karakter mulia
2. Keterampilan belum sesuai kebutuhan
3. Pengetahuan-pengetahuan lepas
|
1.
Berkarakter
mulia
2.
Keterampilan
yang relevan
3.
Pengetahuan-pengetahuan terkait
|
Materi Pembelajaran
|
Materi Pembelajaran
|
2.
Belum
relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
3.
Beban
belajar terlalu berat
4.
Terlalu
luas, kurang mendalam
|
1.
Relevan
dengan kompetensi yang dibutuhkan
2.
Materi
esensial
3.
Sesuai
dengan tingkat perkembangan anak
|
Proses Pembelajaran
|
Proses Pembelajaran
|
1. Berpusat pada guru (teacher
centered learning)
2. Sifat pembelajaran yang
berorientasi pada buku teks
3. Buku teks hanya memuat
materi bahasan.
|
1.
Berpusat
pada peserta didik (student centered active learning)
2.
Sifat
pembelajaran yang kontekstual
3.
Buku teks
memuat materi dan proses pembelajaran, sistem
penilaian serta kompetensi yang diharapkan
|
Penilaian
|
Penilaian
|
1. Menekankan aspek kognitif
2. Test menjadi cara penilaian
yang dominan
|
1.
Menekankan
aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional
2.
Penilaian
test dan portofolio saling melengkapi.
|
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
|
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
|
1.
Memenuhi kompetensi profesi saja
2.
Fokus pada ukuran kinerja PTK
|
1.
Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan
personal
2.
Motivasi
mengajar
|
Pengelolaan Kurikulum
|
Pengelolaan Kurikulum
|
1. Satuan pendidikan mempunyai
kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2. Masih terdapat kecenderungan
satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi
mata pelajaran
|
1. Pemerintah Pusat dan Daerah
memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan
pendidikan
2. Satuan pendidikan mampu
menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan,
kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum
sampai buku teks dan pedoman
|
8. Karakteristik dan Kompetensi Kurikulum 2013
Setiap
Kurikulum memiliki karakteristik tersendiri, begitu pula untuk karakteristik
dari kurikulum 2013. Karakteristik Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis
kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum
curikulum. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian
kompetensi yang dirumuskan dari SKL.
Kurikulum 2013
adalah kurikulum terbaru, yang merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya, yaitu kurikulum KTSP atau Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Karakteristik
yang paling menonjol dari kurikulum 2013 adalah mengajarnya menggunakan
pendekatan pembelajaran tematik integratif, jumlah pelajaran bisa dikurangi
dari 10 menjadi 6 mata pelajaran, namun jumlah waktunya akan ditambah,
sedikitnya adalah 4 jam pelajaran dalam waktu seminggu. Persamaan Struktur KTSP
dan Kurikulum 2013 adalah dibuat dan dirancang oleh Pemerintah tepatnya oleh
Depdiknas dan beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
a. Karakteristik Kurikulum 2013
Suatu
kurikulum yang baru ini dirancang dengan tentu saja memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan
sosial, penge tahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat
yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata
pelajaran
5) Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar
dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam Kompetensi Inti
6) Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).[15]
b.
Kompetensi Kurikulum
2013
Suatu
kurikulum tentu saja memiliki kompotensi sebagai suatu klurikulum yang akan
dilaksanakan, yaitu:
1)
Isi atau konten
kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas
dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2)
Kompetensi Inti (KI)
merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi
Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap
kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran
siswa aktif.
3) Kompetensi Dasar (KD)
merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk
SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.
4)
Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap
sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan
kognitif tinggi).
5)
Kompetensi Inti
menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6) Kompetensi Dasar yang
dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced)
dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
7)
Silabus dikembangkan
sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu mata
pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk
tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8)
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas
tersebut.[16]
IV.
Bahan Bacaan
Abdullah Idi,2014, Pengembangan kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta;
Raja Grafindo Persada.
Wahyono, Koran Metropolis, 2013.
Muhammad, 2016, “Perubahan Kurikulum di Indonesia: Studi Kritis Tentang
Upaya Menemukan Kurikulum Pendidikan Islam Yang Ideal”, Jurnal Raudhan: Vol.
IV, No. I: Januari-Juni 2016.
Pengertian, Tujuan, dan Karakteristik Kurikulum 2013 http://www.salamedukasi.com/ 2014/11/pengertian-tujuan-dan-karakteristik.html,
diakses pada Senin 25 Desember 2017, jam. 22.39 WIB
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia. org/ wiki/Kurikulum_2013, diakses pada Senin 25 Desember 2017, jam. 22.39 WIB.
Apa itu Kurikulum 2013, http://www.gubuginformasi.com/2014/04/apa-itu-kurikulum-2013.html,
diakses pada Senin 25 Desember 2017, jam. 22.51 WIB.
Kurikulum 2013 (Kurtilas),
dikutip dari https://krnsnz.wordpress.com/2016/04/07/
kurikulum-2013-kurtilas/, Selasa, 26 Desember 2017, jam.13.51 WIB.
Pengembangan Kurikulum 2013, dikuti dari http://grabalong.blogspot.co.id/2015/02/
pengembangan-kurikulum-2013_80.html, diakses pada
ahad, 24 Desember 2017, jam 12.45 WIB.
Pengembangan
Kurikulum 2013,
dikutip dari https://krnsnz.wordpress.com/2016/04/07/ kurikulum-2013-kurtilas/,
Selasa, 26 Desember 2017, jam.13.51 WIB.
Pengembangan
Kurikulum 2013,
dikutip dari http://infopendidikansdsmpsmasmk. blogspot.
com/2016/04/pengembangan-kurikulum-2013.html, diakses pada Selasa,
26 Desember 2017, jam. 13.16
Hujair AH. Sanaky,2003, Paradigma Pendidikan
Islam: Membangun Masyarakat Madani Indonesia,Yogyakarta:
Safiria Insania.
Rifa Nadia Nurfuadah (Jurnalis), “10 Masalah Utama Kurikulum 2013”, (Kamis 11 Desember 2014, 13:30 WIB), dikutip dari https://news.okezone.com/read/2014/12/11/ 65/ 1077829/ 10-masalah-utama-kurikulum-2013, diakses pada Selasa, 26 Desember 2017, jam. 20.17 WIB.
[1] Modul Kuliah Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam, Pertemuan ke XIV: Materi: Pengembangan
Kurikulum 2013 oleh: Dr. Hujair AH. Sanaky, MSI.
[2] Hujair AH. Sanaky, Dr. MSI,
adalah dosen Program Pascasarjana FIAI UII dan Dosen Prodi Pendidikan Agama
Islam FIAI UII Yogyakarta.
[4] Muhammad, “Perubahan Kurikulum di Indonesia:
Studi Kritis Tentang Upaya Menemukan Kurikulum Pendidikan Islam Yang Ideal”,
Jurnal Raudhan: Vol. IV, No. I: Januari-Juni 2016, hlm. 49.
[5] Hasil Penelitian (hasil observasi dan
wawancara) mahasiswa PAI FIAI UII, Pengambil Mata Kuliah “Pengembangan
Kurikulum PAI” di beberapa Sekolah/Madrasah (SD,SMP,SMA-MI,MTs, MA ) di
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
[6] Hujair AH. Sanaky, Paradigma
Pendidikan Islam: Membangun Masyarakat Madani Indonesia,(Yogyakarta:
Safiria Insania, 2003), hlm. 170.
[7] Pengertian, Tujuan, dan Karakteristik Kurikulum 2013 http://www.salamedukasi.com/ 2014/11/pengertian-tujuan-dan-karakteristik.html, diakses pada Senin 25 Desember 2017, jam. 22.39 WIB
[8] Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia. org/ wiki/Kurikulum_2013, diakses pada
Senin 25 Desember 2017, jam. 22.39 WIB
[9] “Apa itu Kurikulum 2013”, http://www.gubuginformasi.com/2014/04/apa-itu-kurikulum-2013.
html, diakses pada Senin 25 Desember 2017, jam. 22.51 WIB
[10] Baca lebih lanjut: Abdullah Idi, Pengembangan
kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.
26
[11] Kurikulum
2013 (Kurtilas), dikutip dari https://krnsnz.wordpress.com/2016/04/07/ kurikulum-2013-kurtilas/,
Selasa, 26 Desember 2017, jam.13.51 WIB.
[12] Baca:
Pengembangan Kurikulum 2013, dikuti dari http://grabalong.blogspot.co.id/2015/02/ pengembangan-kurikulum-2013_80.html, diakses pada ahad, 24
Desember 2017, jam 12.45 WIB
[13] Rifa Nadia Nurfuadah (Jurnalis), “10 Masalah Utama Kurikulum 2013”, (Kamis 11 Desember 2014, 13:30 WIB), dikutip dari https://news.okezone.com/read/2014/12/11/ 65/ 1077829/ 10-masalah-utama-kurikulum-2013, diakses pada Selasa, 26 Desember 2017, jam. 20.17 WIB.
[14] Baca: “Pengembangan Kurikulum 2013”, dikutip dari http://grabalong.blogspot. co. id/2015/02/ pengem bangan-kurikulum-2013_80.html, diakses pada ahad, 24 Desember 2017, jam 12.45 WIB.
[15] Pengembangan Kurikulum 2013, dikutip dari https://krnsnz.wordpress.com/2016/04/07/ kurikulum-2013-kurtilas/, Selasa,
26 Desember 2017, jam.13.51 WIB.
[16] Pengembangan Kurikulum
2013, dikutip dari http://infopendidikansdsmpsmasmk. blogspot.
com/2016/04/pengembangan-kurikulum-2013.html, diakses pada Selasa,
26 Desember 2017, jam. 13.16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar