Rabu, 09 Agustus 2017

Ramadhan sebagai bulan Pendidikan Karakter



Hikmah Ramadhan
Jadwal Pemuatan; Selasa, 28 Juni 2016.


Ramadhan sebagai bulan Pendidikan Karakter

Hujair AH. Sanaky

Ibadah puasa ramadhan merupakan sarana tarbiyahuntuk membina, melatih, atau membentuk kepribadian manusia, agar  menjadi pribadi unggul yang bertaqwa kepada Allah.Ramadhan hadir sebagai bulan pendidikan (syahrul Tarbiyah).Pendidikan dalam pengertian yang komprehensif-integratif.Proses pendidikan yang tidak hanya memiliki makna sebagai sarana pelatihan saja, tetapi lebih dari itu, yaitu memiliki makna bimbingan, pembiasaan perilaku, pembudayaan nilai, dalam rangka tumbuhnya karakter-karakter positif, tumbuhnya akhlakul karimah,lahirnya jiwa keagamaan yang inovatif, kreatif, dan transformatif.
Bulan ramadhan menjadi momentum yang sangat tepat bagi orang beriman untuk merevitalisasi kembali nilai-nilai spritualitasnya.Puasa ramadhan dipakai sebagai sarana untuk revolusi mental dan karakterdengan melakukan latihan, pembiasaan, agar manusialebih terbiasamengenal kewajibannya, berlatihkejujuran, sabar, dan kecerdasan emsional.Melatih meningkatkan kecerdasansosial,memiliki kepekaan (sense of responsibility) dan tanggung jawab sosial.Akan lahirmanusia yang memiliki sikap empati pada sesama, merasakan penderitaan orang lain, berbuat dan bermanfaat untuk orang lain,orang yang toleran, sebagai sikap kesalehan sosial.
Dalam ibadah puasa melatih kita untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, sehingga mempunyai perasaan keterikatan dengan Allah SWT dan dengan diri sendiri.Melatih sikap spiritualisme dan moral-akhlak. Menuntut manusia untuk melaksanakan apa yang baik (taqwā), menolak apa yang batil (fujūr).Selain itu dalam ibadah puasa juga melatih kita untukmeningkatkan kedisiplinan melalui pengaturan hidup sehari-hari,dalam artian mematuhi semua aturan yang berlaku dalam kehidupan, baik itu norma-norma agama, atauran negara, maupun norma-norma di masyarakat.Karena itu, ramadhan menjadi sarana untuk mendidik, melatih, membimbingdan penanaman nilai-nilaikarakter.
Setidanya dalam puasa ramadhan ada bebarapa nilai-nilai karakter yang dapat diambil, diantaranya:(1) Puasa mengajarkan kita adanya sikap ketunduhan dan kepatuhan kepada Sang Pencipta Allah SWT denganmengerjakan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang. (2)  Puasa mengajarkan manusia untuk menegakkan nilai-nilai kejujuran, bersikap benar, dan amanah.(3) Puasa mengajarkan manusia untuk menghilangkan sifat-sifat angkuh, sombong, bakhil, egois, dan sifat-sifat tidak terpuji lainnya. (4) Puasa mengajarkan manusia untukberjiwa sosial,memiliki kepekaan sosial yang tinggi, sehinggalahirlahsikap kritis, peduli terhadap lingkungan sosial sekitar, terjadi pertautan antara kesalehan individual dan kesalehan sosial. (5) Puasa mengajarkan manusiauntuk berusaha mampu untuk menahan, mengendalikan diri, bersifat sabar,dan hidup sederhana.
Dapat  dibayangkan jika karakter ketakwaan, kejujuran, amanah, sabar, kepekaan sosial, dilahirkan dari sifat menahan diri ketika menjalankan ibadah puasa, mampu diteruskan hingga 11 bulan berikutnya, ketika bulan ramadhan telah usai tetap menjadimoral action danmenjadihabit. Maka tidak akan ada yang berani korupsi dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara, tidak ada lagi orang terlibat narkoba, pelecehan seksual, pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan anak-anak, kekerasan terhadap anak, kekerasan terhadap guru yang dilakukan beberapa orang tua murid.Idealnya semua orang akan  terhindar dari kehancuran moral.Semua orang akan patuh pada hukum, aturan, dan norma-norma yang berlaku.Maka peranpendidikan diharapkan sebagai sarana untuk membimbing manusia agar dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan rohani-spritual-akhlak secara sempurna dan agar menjadi pribadi yang jujur, amanah dan berkarater.
Kata akahir, puasa ramadhan menjadi momentum untuk mendidik karakter positif kita, agar kita semua menjadi pribadi pribadi unggul atau insan kamil yang dapat membangun masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan karakter lebih diorientasikanpada tataran moral action-psikomotor, agar manusia terdidik, tidak hanya berhenti pada kompetensi (competence) memahami-memiliki saja atau kognitif-pengetahuan saja, tetapi sampai pada memiliki kemauan (will), memilik kebiasaan (habit) dalam mewujudkan nilai (value)  dalam kehidupan sehari-hari atau menjadi.Manusia harus sersikap dan berperilaku jujur terhadap semua ucapan dan perbuatannya, serta amanah (terpercaya) dalam segala hal yang dipercayakan kepadanya. Manusia tahu tentang konsep nilai, kejujuran, amanahdapat melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Hujair AH. Sanaky,  Dr., MSI
Ketua Program Pascasarjana  FIAI UII, Dosen PPs FIAI UII, dan Dosen Prodi PAI FIAI UII Yogyakarta.
Telah dimuat pada tanggal 28 Juni 2016 di Rubrik Ramadhan Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar