Hikmah Ramadhan
Jadwal Pemuatan; Selasa, 28
Juni 2016.
Ramadhan sebagai bulan Pendidikan
Karakter
Hujair AH. Sanaky
Ibadah puasa ramadhan merupakan
sarana tarbiyahuntuk membina, melatih, atau membentuk kepribadian manusia,
agar menjadi pribadi unggul yang
bertaqwa kepada Allah.Ramadhan hadir sebagai bulan pendidikan (syahrul
Tarbiyah).Pendidikan dalam pengertian yang komprehensif-integratif.Proses pendidikan
yang tidak hanya memiliki makna sebagai sarana pelatihan saja, tetapi lebih
dari itu, yaitu memiliki makna bimbingan, pembiasaan perilaku, pembudayaan
nilai, dalam rangka tumbuhnya karakter-karakter positif, tumbuhnya akhlakul karimah,lahirnya jiwa keagamaan yang
inovatif, kreatif, dan transformatif.
Bulan
ramadhan menjadi momentum yang sangat tepat bagi orang beriman untuk
merevitalisasi kembali nilai-nilai spritualitasnya.Puasa ramadhan dipakai sebagai sarana untuk revolusi
mental dan karakterdengan
melakukan latihan, pembiasaan, agar manusialebih terbiasamengenal kewajibannya,
berlatihkejujuran, sabar, dan kecerdasan emsional.Melatih meningkatkan
kecerdasansosial,memiliki
kepekaan (sense of responsibility) dan tanggung jawab sosial.Akan lahirmanusia yang memiliki sikap
empati pada sesama, merasakan penderitaan orang lain, berbuat dan bermanfaat
untuk orang lain,orang yang toleran, sebagai sikap kesalehan sosial.
Dalam ibadah puasa melatih kita
untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, sehingga mempunyai
perasaan keterikatan dengan Allah SWT dan dengan diri sendiri.Melatih sikap spiritualisme dan moral-akhlak. Menuntut manusia untuk
melaksanakan apa yang baik (taqwā), menolak apa yang batil (fujūr).Selain itu dalam
ibadah puasa juga melatih kita untukmeningkatkan kedisiplinan melalui pengaturan hidup sehari-hari,dalam artian mematuhi semua aturan yang berlaku dalam kehidupan, baik itu norma-norma
agama, atauran negara, maupun norma-norma di masyarakat.Karena itu, ramadhan menjadi
sarana untuk mendidik, melatih, membimbingdan penanaman nilai-nilaikarakter.
Setidanya dalam puasa ramadhan ada bebarapa nilai-nilai karakter yang dapat
diambil, diantaranya:(1) Puasa mengajarkan kita adanya sikap ketunduhan dan
kepatuhan kepada Sang Pencipta Allah SWT denganmengerjakan hal-hal yang diperintahkan
dan menjauhi hal-hal yang dilarang. (2) Puasa
mengajarkan
manusia untuk menegakkan
nilai-nilai kejujuran, bersikap
benar, dan amanah.(3) Puasa
mengajarkan manusia untuk menghilangkan sifat-sifat angkuh, sombong, bakhil, egois,
dan sifat-sifat tidak terpuji lainnya. (4) Puasa mengajarkan manusia untukberjiwa sosial,memiliki kepekaan sosial yang tinggi, sehinggalahirlahsikap
kritis, peduli terhadap lingkungan sosial sekitar, terjadi pertautan antara kesalehan
individual dan kesalehan sosial. (5) Puasa mengajarkan
manusiauntuk berusaha mampu untuk menahan, mengendalikan diri, bersifat sabar,dan hidup sederhana.
Dapat dibayangkan jika karakter ketakwaan,
kejujuran, amanah, sabar, kepekaan sosial, dilahirkan dari sifat menahan diri
ketika menjalankan ibadah puasa, mampu diteruskan hingga 11 bulan berikutnya,
ketika bulan ramadhan telah usai tetap menjadimoral action danmenjadihabit. Maka tidak akan ada yang berani
korupsi dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara, tidak ada lagi
orang terlibat narkoba, pelecehan seksual, pemerkosaan dan pembunuhan yang
dilakukan anak-anak, kekerasan terhadap anak, kekerasan terhadap guru yang dilakukan
beberapa orang tua murid.Idealnya semua orang akan terhindar dari kehancuran moral.Semua orang
akan patuh pada hukum, aturan, dan norma-norma yang berlaku.Maka peranpendidikan
diharapkan sebagai sarana untuk membimbing manusia agar dapat mencapai
pertumbuhan dan perkembangan rohani-spritual-akhlak secara sempurna dan agar menjadi
pribadi yang jujur, amanah dan berkarater.
Kata akahir, puasa ramadhan menjadi momentum untuk mendidik
karakter positif kita, agar kita semua menjadi pribadi pribadi unggul atau
insan kamil yang dapat membangun masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan karakter lebih
diorientasikanpada tataran moral action-psikomotor, agar manusia terdidik, tidak hanya berhenti pada
kompetensi (competence) memahami-memiliki saja atau kognitif-pengetahuan
saja, tetapi sampai pada memiliki kemauan (will), memilik kebiasaan (habit) dalam mewujudkan nilai (value) dalam kehidupan sehari-hari atau menjadi.Manusia harus sersikap dan berperilaku jujur terhadap semua
ucapan dan perbuatannya, serta amanah (terpercaya) dalam segala hal yang
dipercayakan kepadanya. Manusia tahu tentang konsep nilai, kejujuran, amanahdapat
melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Hujair AH. Sanaky, Dr., MSI
Ketua Program Pascasarjana FIAI UII, Dosen PPs FIAI UII, dan Dosen Prodi
PAI FIAI UII Yogyakarta.
Telah dimuat pada
tanggal 28 Juni 2016 di Rubrik Ramadhan Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar